PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
(P3K)
Pertolongan
pertama merupakan pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit ataupun
cedera (kecelakaan) yang memerlukan penanganan medis Dasar. Sedangkan medis
dasar merupakan tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dimiliki
oleh orang awam atau orang awam yang terlatih secara khusus. Tujuannya
adalah mencegah maut dan mempertahankan hidup, mencegah penurunan kondisi
badan atau cacat.
(Nadine: 2011)
mengatakan bahwa “tindakan P3K yang dilakukan dengan baik dan benar akan
mengurangi cacat atau pendritaan dan bahkan menyelamatkan korban dari kematian,
tetapi bila tindakan P3K dilakukan tidak baik malah bias memperburuk akibat
kecelakaan bahkan menimbulkan kematian”.
A. Pertolongan Dan
Perawatan Korban
Sikap penolong :
1. Tidak
panik, bertindak cekatan, tenang tidak terpengaruh keluhan korban jangan
menganggap enteng luka yang diderita korban.
2. Melihat
pernapasan korban jika perlu berikan pernapasan buatan.
3. Hentikan
pendarahan, terutama luka luar yang lebar.
4. Perhatikan
tanda-tanda shock.
5. Jangan
terburu-buru memindahkan korban, sebelum kita dapat menentukan jenis dan
keparahan luka yang dialami korban.
Kewajiban Penolong
:
1. Perhatikan
keadaan sekitar tempat kecelakaan
2. Perhatikan
keadaan penderita
3. Merencanakan
secara hati-hati cara pertolongan yang akan dilakukan
4. Jika
korban meninggal beritahu polisi atau bawa korban kerumah sakit
Wilayah Penolong:
Pertolongan pertama
pada kecelakaan sifatnya semantara. Artinya kita harus tetap membawa korban ke
dokter atau rumah sakit terdekat untuk pertolongan lebih lanjut dan memastikan
korban mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan.
1. Kelainan Jalan Napas
Dan Pernapasan
a. Tersendak
Gejala
:
1. Kesulitan
bicara dan bernapas (biasa henti napas)
2. Kulit
biru (sianosis) dan biasanya memegang leher
Tujuan : Mengeluarkan
benda yang menyumbat dan
memulihkan pernapasan.
Tindakan :
Tindakan yang dilakukan
pada orang dewasa
1. Korban
ditenangkan dan suruh batuk bila sadar
2. Bungkukkan
badan dan pukul punggung
3. Bila
tidak berhasil lakukan hentakan perut
4. Bila
tidak berhasil kombinasikan antara keduannya
Tindakan yang dilakukan
pada korban anak-anak dan bayi
dilakukan pukulan
punggung saja jika tidak berhasil lakukan RJP.
b. Tenggelam
Tujuan : Mencegah
dan mengatasi kekurangan oksigen di dalam darah
Tindakan :
1. Ketika
mengangkat korban kepala harus lebih rendah dari badan, ini
bertujuan untuk mengurangi resiko menghirup air.
2. Baringkan
korban pada tempat yang hangat (atasi Hipothermia) dan siap-siap untuk RJP
c. Menghirup Gas
Tujuan : Memulihkan
pernapasan
Tindakan :
1. Singkirkan
korban dari bahaya dan bawa ketempat yang berudara segar
2. Berikan
oksigen bila ada
3. Tetapkan
bersama korban, periksa napas, nadi, dan tingkat reaksinya setiap 10 menit.
d. Asthma
yaitu
penyempitan/gangguan saluran pernafasan.
Gejala
:
1. Sesak
napas, ditandai fase ekspirasi yang memanjang
2. Suara
mencicit ketika menghirup napas
3. Tegang
dan cepat, korban susah diajak bicara, banyak berbisik
4. Kulit
membiru (sianosis)
5. Kesadaran menurun
(gelisah/meracau)
6. Pada
serangan berat usaha untuk bernapas dapat menyebabkan kelelahan hebat
7. Otot
bantu napas di leher terlihat menonjol
Tujuan
: Melegakan pernapasan
Tindakan :
1. Tenangkan
korban
2. Dudukkan
pasien bersandar ke depan dengan posisi ½ duduk dan istirahat sambil berpegangan.
Pastikan pasien cukup mendapat udara segar
3. Suruh
pasien untuk mengatur napasnya
4. Beri
oksigen (bantu) bila diperlukan
5. Bila
pasien mempunyai obat, suruh ia menggunakannya / meminumnya
2. Gangguan Sirkulasi
a. Shock
Gejala :
1. Lemah
dan pening
2. Mual
dan mungkin muntah dan haus
3. Napas
cepat dan dangkal
4. Nadi
cepat dan tidak teratur
Tujuan :
1. Mengenali
tanda-tanda shock
2. Menangani
penyebabnya bila jelas
3. Memperbaiki
suplai darah ke otak, jantung ydan paru-paru
Tindakan :
1. Atasi
setiap penyebab shock yang mungkin dapat anda tangani
2. Pasien
dibaringkan dengan posisi kepala harus lebih rendah
3. Kaki
ditinggikan dan ditopang. Hati-hati kalau anda menduga ada patah tulang
4. Longgarkan
pakaian yang mengikat agar tekanan pada keher, dada, dan punggang berkurang
5. Pasien
diselimuti agar tidak kedinginan
6. Periksa
dan catat pernapasan, nadi dan tingkat reaksi tiap 10 menit
b. Pingsan
yaitu hilangnya
kesadaran sementara karena otak kekurangan O2, lapar, terlalu banyak
mengeluarkan tenaga, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), hiploglikemia, animea
Gejala :
1. Perasaan
limbung
2. Menguap
berlebihan
3. Pandangan
berkunang-kunang
4. Telinga
berdenging
5. Nafas
tidak teratur
6. Muka
pucat
7. Biji
mata melebar
8. Lemas
9. Keringat
dingin
10. Tak
respon (beberapa menit)
11. Denyut
nadi lambat
Tujuan : Memperbaiki
aliran darah ke otak, menenangkan dan menyamakan korban setelah sadar
Tindakan :
1. Pasien
dibaringkan dengan posisi kaki di tinggikan dan ditopang
2. Baringkan
korban dalam posisi terlentang
3. Tinggikan
tungkai melebihi tinggi jantung
4. Longgarkan
pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan
5. Beri
udara segar
6. Periksa
kemungkinan cedera lain
7. Selimuti
korban
8. Korban
diistirahatkan beberapa saat
9. Bila
tak segera sadar , periksa nafas dan nadi, posisi stabil, Rujuk ke instansi
kesehatan
c. Luka
yaitu suatu keadaan
terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena kekerasan/injury.
Jenis-jenis
luka :
1. Luka
sayat
2. Laserasi
(Luka robek)
3. Abrasi
(luka lecet)
4. Kontusi
(Memar)
5. Luka
tembus
6. Luka
tembak
Tindakan:
1. Bersihkan
luka dengan antiseptic(alcohol/boorwater)
2. Tutup
luka dengan kasa steril/plester
3. Balut
tekan (jika pendarahannya besar)
4. Jika
hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menangani luka:
1. Anda
harus memperhatikan dan mengecek apakah ada benda asing pada luka, bila
ada:
· Keluarkan
tanpa menyinggung luka
· Kasa/balut
steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu)
· Evakuasi
korban ke pusat kesehatan
2. Bila
sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka mulai menutup. Bekuan
tidak boleh dibuang, jika di buang maka luka akan berdarah lagi.
d. Pendarahan
yaitu keluarnya darah
dari saluran darah kapan saja, dimana saja, dan waktu apa saja.
Jenis-jenis
Pendarahan :
1. Pendarahan
arteri
2. Pendarahan
vena
3. Pendarahan
Kaliper
Prinsip dasar
pertolongan pada pendarahan adalah tekan, tinggikan, tekan pembuluh darah dan
tenangkan korban serta balut bila perlu (5T), kita juga bisa meneteskan
betadine pada bagian yang luka supaya darah terhenti dan tidak terinfeksi
Pendarahan Luar Yang
Hebat
Tujuan :
1. Mengatasi
pendarahan
2. Mengatasi
shock
3. Mengurangi
resiko infeksi
Tindakan :
1. Pakaian
dilepas atau digulung supaya luka terlihat
2. Tekan
luka secara langsung dengan jari atau telapak tangan anda, sebaiknya dengan
perban steril atau bantalan kain bersih
3. Anggota
tubuh yang luka ditinggikan sampai diatas jantung, ditopang dan dipegangi
secara hati-hati kalau ada patah tulang
4. Baringkan
korban agar aliran darah ke daerah luka lebih lambat untuk mencegah infeksi
5. Biarkan
bantalan semula pada tempatnya. Tutupi dengan perban steril. Balut dengan ketat
tapi jangan terlalu keras agar tidak menghambat sirkulasi.
6. Bagian
yang terluka ditopang seperti pada patah tulang.
Pendarahan Dalam
Tujuan : Mengatasi
endarahan dan mengatasi shock
Tindakan :
1. Korban
dibaringkan telentang, kaki ditinggikan dan ditopang
2.
korban diselimuti aga5r tidak kedinginan. Periksa dan catat
pernapasan, nadi dan reaksinya setiap 10 menit
3. Catat
jenis, jumlah dan sumber darah yang keluar dari ling tubuh. Bila mungkin, kirim
sampelnya ke rumah sakit bersama korban.
e. Mimisan
yaitu pecahnya pembuluh
darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim (terlalu panas/terlalu
dingin/kelelahan/benturan).
Gejala :
1. Dari
lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
2. Korban
sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh darah
3. Kadang
disertai pusing
Tindakan
:
1. Bawa
korban ke tempat sejuk/nyaman
2. Tenangkan
korban
3. Korban
diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
4. Diminta
bernafas lewat mulut
5. Bersihkan
hidung luar dari darah
6. Buka
setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama
f. Lemah Jantung
yaitu nyeri jantung
yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung terganggu atau terdapat
kerusakan pada jantung. Ingat……!!! Tidak semua nyeri pada dada adalah
sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena gangguan pencernaan, stress, dan
tegang.
Gejala :
1. Nyeri
di dada
2. Penderita
memegangi dada sebelah kiri bawah dan sedikit membungkuk
3. Kadang
sampai tidak merespon terhadap suara
4. Denyut
nadi tak teraba/lemah
5. Gangguan
nafas
6. Mual,
muntah, perasaan tidak enak di lambung
7. Kepala
terasa ringan
8. Lemas
9. Kulit
berubah pucat/kebiruan
10. Keringat
berlebihan
Tindakan
:
1. Tenangkan
korban
2. Istirahatkan
3. Posisi
½ duduk
4. Buka
jalan pernafasan dan atur nafas
5. Longgarkan
pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
6. Jangan
beri makan/minum terlebih dahulu
7. Jangan
biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)
g. Luka Bakar
yaitu luka yangterjadi
akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api, air
panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat membakar)
Tujuan :
1. Menghentikan
proses terbakar dan meredakan nyeri
2. Melakukan
resusitasi bila perlu
3. Menengani
cedera yang ikut terjadi
4. Mengurangi
resiko infeksi
Tindakan :
1. Matikan
api dengan memutuskan suplai oksigen
2. Perhatikan
keadaan umum penderita
3. Pasien
dibaringkan. Kalau bisa bagian yang luka jangan menyetuh tanah
4. Luka
disiram dengan air dingin sebanyak-banyaknya
5. Sementara
mendinginkan luka, periksa jalan napas, pernapasan dan nadi. Siap-siap
melakukan resusitasi jika perlu.
6. Lepaskan
cincin, arloji, ikat pinggang, sepatu dan pakain yang bekas terbakar secara
hati-hati sebelum luka membengkak. Kalau melekat pada luka, pakaian tidak perlu
di lepas.
7. Luka
dibalut dengan pembalut luka atau bahan lainya (luka pada wajah tidak perlu
ditutup, ttapi harus terus didinginkan dengan air untuk meredakan nyeri)
8. Untuk mencegah
terjadinya infeksi:
· Luka
ditutup dengan perban atau kain bersih kering yang tak dapat melekat pada luka
· Penderita
dikerudungi kain putih
· Luka
jangan diberi zat yang tak larut dalam air seperti mentega, kecap dll
9. Pemberian
sedative/morfin 10 mg im diberikan dalam 24 jam sampai 48 jam pertama
10. Bila
luka bakar luas penderita diKuasakan
11. Transportasi
kefasilitasan yang lebih lengkap sebaiknya dilakukan dalam satu jam bila tidak
memungkinkan masih bisa dilakukan dalam 24-48 jam pertama dengan pengawasan
ketat selama perjalanan.
12. Khusus
untuk luka bakar daerah wajah, posisi kepala harus lebih tinggi dari tubuh.
3. Gangguan Kesadaran
a. Gangguan kesadaran
karena terhambat jalan napas dll
Tujuan :
1. Mempertahankan
agar jalan napas tetap terbuka
2. Menilai
dan mencatat tingkat reaksi
3. Menangani
cedera yang menyertai
Tindakan :
1. Buka
jalan napas, periksa nadi dan napasnya siap-siap resusitasi
2. Atasi
pendarahan luar yang berat maupun patah tulang, jangan melangkahi korban yang
yang tidak sadar
3. Cari
cedera atau kelainan yang tidak jelas, cium bau pernapasan
4. Baringkan
korban dalam posisi pemulihan
b. Histeria
yaitu sikap
berlebih-lebihan yang dibuat-buat (berteriak, berguling-guling) oleh korban;
secara kejiwaan mencari perhatian.
Gejala :
1. Seolah-olah
hilang kesadaran
2. Sikapnya
berlebihan (meraung-raung, berguling-guling di tanah)
3. Tidak
dapat bergerak/berjalan tanpa sebab yang jelas
Tindakan
:
1. Tenangkan
korban
2. Pisahkan
dari keramaian
3. Letakkan
di tempat yang tenang
4. Awasi
4. Pengaruh Panas Dan
Dingin
a. Hipotermia
Hipotermia merupakan
suatu kedaan dimana korban dalam keadaan dingin atau suhu badan korban meknurun
karena lingkungan yang dingin.
Gejala :
1. Menggigil
atau gemetar
2. Kulit
dingin, pucat dan kering, kulit terasa dingin seperti marmer
3. Apatis,
konfusi atau perilaku yang tidak masuk akal, sering menjadi agresif
4. Mengantuk
5. Gangguan
kesadaran
6. Pernapasan
dangkal, cepat dan nadi lambat
7. Pada
kasus yang eksterna henti jantung
8. Pandangan
terganggu.
9. Reaksi
manik mata terhadap rangsangan cahaya lambat
Tujuan : Mencegah
agar panas yang hilang tidak bertambah dan menghangatkan badan
Tindakan :
a. Bawa
korban ketempat hangat
b. Korban
dibaringkan dan diselimuti
c. Jaga
jalan nafas tetap lancar
d. Korban
yang sadar di beri minuman hangat, sup atau makan yang berenergi tinggi seperti
coklat dll
e. Jaga
korban agar tetap sadar
f. Kalu
anda ragu akan kondisi korban yang sudah tua atau masih bayi, panggil dokter
g. Jika
korban menjadi tidak sadar, periksa nadi dan napasnya, serta melakukan
resusitasi jika perlu
b. Kelelahan akibat
kepanasan
Gejala :
1. Sakit
kepala, pening dan konfusi
2. Tidak
ada nafsu makan dan mual
3. Berkeringat,
kulit pucat dan lembap
4. Kejjang
pada kaki atau tangan dan perut
5. Denyut
nadi cepat kemudian lemah.
Tujuan : Memindahkan
korban ke tempat yang sejuk, mengganti kehilangan garam dan cairan
Tindakan :
1. Baringkan
korban di tempat sejuk, kaki di tinggikan ydan ditopang
2. Kalau
korban sadar, berikan minuman cairan yang memiliki kandungan garam rendah (1
sendok garam per liter air) sebanyak munugkin.
3. kalau
korban segera pulih kembali, sarankan agar berobat ke dokter
4. Jika
korban menjadi tidak sadar, barinigkan tdalam posisi pemulihan, minta bantuan.
Periksa dan catat nadi dan pernapasan serta tingkat reaksinya setiap 10 menit.
c. Dehidrasi
yaitu suatu keadaan
dimana tubuh mengalami kekurangan cairan. Hal ini terjadi apabila cairan yang
dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang masuk. Keluarnya cairan ini biasanya
disertai dengan elektrolit (K, Na, Cl, Ca). Dehidrasi disebabkan karena kurang
minum dan disertai kehilangan cairan/banyak keringat karena udara terlalu panas
atau aktivitas yang terlalu berlebihan.
Gejala :
1. Dehidrasi
ringan
· Defisit
cairan 5% dari berat badan
· Penderita
merasa haus
· Denyut
nadi lebih dari 90x/menit
2.
Dehidrasi sedang
· Defisit
cairan antara 5-10% dari berat badan
· Denyut
Nadi lebih dari 90x/menit
· Nadi
lemah
· Penderita
merasa sangat haus
3. Dehidrasi
berat
· Defisit
cairan lebih dari 10% dari berat badan
· Hipotensi
· Mata
cekung
· Nadi
sangat lemah, sampai tak terasa
· Kejang-kejang
Tindakan
:
1. Mengganti
cairan yang hilang dan mengatasi shock
2. Mengganti
elektrolit yang lemah
3. Mengenal
dan mengatasi komplikasi yang ada
4. Memberantas
penyebabnya
5. Rutinlah
minum jangan tunggu haus
5. Cedera Pada Patah
Tulang, Sendi Dan Otot
Jenis
cedera :
a. Fraktur
b. Dislokasi
c. Cedera
jaringan lunak
d. Tindakan
umum pada tulang
Gejala
Umum :
1. Kesulitan
untuk menggerakkan bagian yang cedera atau tidak bisa di gerakan sama sekali
2. Nyeri
paha atau di dekat tempat cedera dan diperberat oleh gerakan. Nyeri yang hebat
dan menyakitkan sering menunjukkan suatu dislokasi, nyeri dan lunak di atas
tulang kalau disentuh merupakan gejala dari fraktur
3. Perubahan
bentuk, memar dan bengkak
4. Gejala-gejala
shock kalau patah tulang paha, lengkungan iga dan atau panggul
Tujuan : Mencegah
gerakan dari bagian yang sakit, mencegah bengkak dan nyeri dan mencari bantuan
medis
Tindakan Umum:
1. Katakan
pada korban supaya tenang. Bagian yang sakit distabilkan dan ditopang dengan
tangan sampai dimobilisasi
2. Agar
dapat ditopang dengan baik, bagian yang sakit di satukan dengan bagian tubuh
yang sehat. Jika anda menduga ada dislokasi jangan mencoba mengembalikan
tulang-tulang ke dalam rongga sendi
3. Minta
bantuan, tangani shock kalau ada. Bila mungkin bagian yang cedera ditinggikan,
diperiksa sirkulasi di bawah balutan tiap 10 menit.
a. Patah
Tulang/fraktur
yaitu rusaknya jaringan
tulang, secara keseluruhan maupun sebagian
Gejala :
1. Perubahan
bentuk
2. Nyeri
bila ditekan dan kaku
3. Bengkak
4. Terdengar/terasa
(korban) derikan tulang yang retak/patah
5. Ada
memar (jika tertutup)
6. Terjadi
pendarahan (jika terbuka)
Tindakan :
1. Bagian
yang sakit di topang dengan tangan
2. Agar
dapat ditopang dengan baik, bagian yang sakit di satukan dengan bagian tubuh
yang sehat
3. Minta
bantuan, tangani shock kalau ada. Bila mungkin bagian yang cedera ditinggikan,
diperiksa sirkulasi di bawah balutan tiap 10 menit.
b. Patah tulang
tertutup
Periksa Gerakan (apakah
bagian tubuh yang luka bisa digerakan/diangkat), Sensasi (respon
nyeri), Sirkulasi (peredaran darah)
Tindakan :
1. Ukur
bidai (Jalinan bilah bambu atau rotan untuk kerai) disisi yang sehat
2. Pasang
kain pengikat bidai melalui sela-sela tubuh bawah
3. Pasang
bantalan didaerah patah tulang
4. Pasang
bidai meliputi 2 sendi disamping luka
5. Ikat
bidai
6. Periksa
GSS (Gerakan, Sensasi (respon nyeri) dan Sirkulasi (peredaran darah)
c. Untuk patah tulang
terbuka
Tindakan
:
1. Buat
pembalut cincin untuk menstabilkan posisi tulang yang mencuat
2. Tutup
tulang dengan kasa steril, plastik, pembalut cincin
3. Ikat
dengan ikatan V
4. Untuk
selanjutnya ditangani seperti pada patah tulang tertutup
d. Kram
yaitu otot yang
mengejang/kontraksi berlebihan.
Gejala :
1. Nyeri
pada otot
2. Kadang
disertai bengkak
Tindakan
:
1. Istirahatkan
penderita
2. Posisikan
penderita pada posisi yang nyaman
3. Relaksasi
4. Pijatlah
penderita pada arah berlawanan dengan kontraksi
e. Memar
yaitu pendarahan yang
terjadi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras.
Gejala :
1. Warna
kebiruan/merah pada kulit
2. Nyeri
jika di tekan
3. Kadang
disertai bengkak
Tindakan :
1. Kompres
penderita dengan air dingin
2. Balut
dan tekanlah pada bagian yang memar
3. Tinggikan
bagian luka
f. Keseleo
yaitu pergeseran yang
terjadi pada persendian biasanya disertai kram.
Gejala :
1. Bengkak
2. Nyeri
bila tekan
3. Kebiruan/merah
pada derah luka
4. Sendi
terkuncingan
5. Ada
perubahan bentuk pada sendi
Tindakan :
1. Korban
diposisikan nyaman
2. Kompres
es/dingin
3. Balut
tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
4. Tinggikan
bagian tubuh yang luka
6. Cedera Jaringan
Ringan
Tujuan : Mengurangi
bengkak dan nyeri, kemudian mencari bantuan medis bila perlu.
Tindakan :
1. Istirahatkan,
stabilkan dan topang bagian bagian yang cedera dalam posisi yang nyaman bagi
korban
2. Bila
cedera baru saja terjadi, kompres (dinginkan) bagian tersebut dengan es yanig
dibungkus dengan kain untuk mengurangi bengkak dan nyeri.
3. Seputar
bagian yang cedera ditekan sedikit dengan gumpalan kapas atau busa yang tebal,
eratkan dengan balutan
4. Bagian
yang cedera ditopang dan ditinggikan supaya aliran darah ke tempat itu
berkurang dan untuk mengurangi memar
5. Minta
bantuan bila perlu.
7. Keracunan Makanan
Atau Minuman
Keracunan yanug dialami
oleh penderita akibat makanan atau minuman yang mengandung racun.
Gejala :
1. Mual,
muntah
2. Keringat
dingin
3. Wajah
pucat/kebiruan
4. Pusing
5. Kejang-kejang
seluruh badan
6. Kadang-kadang
mencret
7. Kalau
terlalu berat bisa pingsang
Tindakan :
1. Bawa
korban ke tempat yang teduh dan segar
2. Jika
korban tidak sehat, pastikan jalan napas selalu terbuka dan amati pernapasan
dan sirkulasinya
3. Cegah
c edera lebih lanjut
4. Untuk
racun yang tertelan, jangan berusaha agar korban muntah karena bisa
membahayakan korban, ada baik korban di beri susu atau obat norit kalau ada
5. Untuk
racun yang terhirup, Singkirkan korban dari bahaya dan bawa ke tempat yang
udaranya segar
6. Untuk
racun yang terserap, sisa-sisa zat kimia yang masih ada pada kulit di bilas
dengan air megalir.
7. Istirahatkan
8. Jangan
diberi air minum sampai kondisinya lebih baik.
Catatan : Apabila
anda menginginkan korban muntah, Tindakan yang harus dilakukan
adalah mencampur satu sendok garam dengan air panas Atau dengan sepotong
sabun yang dikocok dengan segelas air panas. Jika racun sudah leluar beri minum
segelas susu untuk melepaskan jaringan-jaringan yang rusak.
8. Benda Asing
Tindakan :
1. Tentukan
apakah mungkin atau bijaksana apabila berusahamengeluarkan benda tersebut. Ada
benda yang tidak boleh dan tidak dapat dikeluarkan oleh penolong. Apabila tidak
dapat dikeluarkan mintalah bantuan medis
2. Jika
benda tersebut dapat di keluarkan maka yang terpenting adalah tenangkan korban
dan kurangi serta perhatikan resiko pendarahan dan terinfeksi.
9. Pusing/Vertigo/Nyeri
Kepala
yaitu sakit kepala yang
disebabkan oleh kelelahan, kelaparan, gangguan kesehatan dll.
Gejala
:
1. Kepala
terasa nyeri/berdenyut
2. Kehilangan
keseimbangan tubuh
3. Lemas
Tindakan :
1. Istirahatkan
korban
2. Beri
minuman hangat
3. beri
obat bila perlu
4. Tangani
sesuai penyebab
10. Maag/Mual
yaitu gangguan
lambung/saluran pencernaan.
Gejala :
1. Perut
terasa nyeri/mual
2. Berkeringat
dingin
3. Lemas
Tindakan :
1. Istirahatkan
korban dalam posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi korban
2. Beri
minuman hangat (teh/kopi)
3. Jangan
beri makan terlalu cepat
11. Gigitan
Binatang
Gigitan binatang dan
sengatan, biasanya merupakan alat dari binatang tersebut untuk mempertahankan
diri dari lingkungan atau sesuatu yang mengancam keselamatan jiwanya. Gigitan
binatang terbagi menjadi dua jenis yaitu yang berbisa (beracun) dan yang tidak
berbisa (tidak beracun). Pada umumnya resiko infeksi pada gigitan binatang
lebih besar dari pada luka biasa. Oleh karena itu yang harus kita lakukan untuk
menolong korban di gigit binatang adalah:
1. Cucilah
bagian yang tergigit dengan air hangat dengan sedikit antiseptik
2. Bila
pendarahan, segera dirawat dan kemudian dibalut
a. Gigitan Ular
Tidak semua ular
berbisa, akan tetapi hidup penderita atau korban tergantung pada ketepatan
diagnosa, maka pada keadaan yang meragukan ambillah sikap menganggap ular
tersebut berbisa. Sifat bisa atau racun ular terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Hematotoksin
(keracunan dalam)
2. Neurotoksin
(bisa/racun menyerang sistem saraf)
3. Histaminik
(bisa menyebabkan alergi pada korban)
Nyeri yang sangat dan
pembengkakan dapat timbul pada gigitan, penderita dapat pingsan, sukar bernafas
dan mungkin disertai muntah. Sikap penolong yaitu menenangkan penderita adalah
sangat penting karena rata-rata penderita biasanya takut mati. Oleh
karena itu kita harus cepat mengambil bertindak:
1. Telentangkan
atau baringkan penderita dengan bagian yang tergigit lebih rendah dari jantung.
2. Tenangkan
penderita, agar penjalaran bisa ular tidak semakin cepat
3. Cegah
penyebaran bisa penderita dari daerah gigitan
Torniquet di
bagian proximal daerah gigitan pembengkakan untuk membendung sebagian aliran
limfa dan vena, tetapi tidak menghalangi aliran arteri. Torniquet /
toniket dikendorkan setiap 15 menit selama + 30 detik
· Letakkan
daerah gigitan dari tubuh
· Berikan
kompres es
· Usahakan
penderita setenang mungkin bila perlu diberikan petidine 50 mg/im untuk
menghilangkan rasa nyeri
1. Perawatan
luka
· Hindari
kontak luka dengan larutan asam Kmn 04, yodium atau benda panas
· Zat
anestetik disuntikkan sekitar luka jangan kedalam lukanya, bila perlu
pengeluaran ini dibantu dengan pengisapan melaluibreastpump sprit atau
dengan isapan mulut sebab bisa ular tidak berbahaya bila ditelan selama tidak
ada luka di mulut.
2. Bila
memungkinkan, berikan suntikan anti bisa (antifenin)
3. Perbaikan
sirkulasi darah
· Kopi
pahit pekat
· Kafein
nabenzoat 0,5 gr im/iv
· Bila
perlu diberikan pula vasakonstriktor
4. Obat-obatan
lain
· Ats
· Toksoid
tetanus 1 ml
· Antibiotic
misalnya: PS 4:1
b. Gigitan Lipan
Ciri-ciri :
1. Ada
sepasang luka bekas gigitan
2. Sekitar
luka bengkak, rasa terbakar, pegal dan sakit biasanya hilang dengan sendirinya
setelah 4-5 jam
Tindakan :
1. Kompres
dengan yang dingin dan cuci dengan obat antiseptik
2. Beri
obat pelawan rasa sakit, bila gelisah bawa ke paramedic
c. Gigitan Lintah dan
Pacet
Ciri-ciri
: Pembengkakan, gatal dan kemerah-merahan (lintah)
Tindakan :
1. Lepaskan
lintah/pacet dengan bantuan air tembakau/air garam
2. Bila
ada tanda-tanda reaksi kepekaan, gosok dengan obat atau salep anti gatal
d. Sengatan Lebah/Tawon
dan Hewan Penyengat lainnya
Biasanya sengatan ini
kurang berbahaya walaupun bengkak, memerah, dan gatal. Namun beberapa sengatan
pada waktu yang sama dapat memasukkan racun dalam tubuh korban yang sangat
menyakiti.
Catatan:
1. Dalam
hal sengatan lebah, pertama cabutlah sengat-sengat itu tapi jangan menggunakan
kuku atau pinset, Anda justru akan lebih banyak memasukkan racun kedalam tubuh.
Cobalah mengorek sengat itu dengan mata pisau bersih atau dengan mendorongnya
ke arah samping
2. Balutlah
bagian yang tersengat dan basahi dengan larutan garam inggris.
B. Evakuasi Korban
Evakuasi adalah untuk
memindahkan korban ke lingkungan yang lebih aman dan nyaman untuk mendapatkan
pertolongan medis lebih lanjut. Prinsip dasar dalam melakukan evakuasi adalah:
1. Dilakukan
jika mutlak perlu
2. Menggunakan
teknik yang baik dan benar
3. Penolong
harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih serta memiliki semangat
untuk menyelamatkan korban dari bahaya yang lebih besar atau bahkan kematian
Dalam melaksanakan
proses evakusi korban, ada beberapa cara atau alat bantu yang harus digunakan,
namun hal tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi seperti medan,
kondisi korban, ketersediaan alat dan sebagainya. Apabila tidak memiliki alat
bantu untuk mengangkut korban maka mau-tikak mau kita harus mengangkutnya
langsung tanpa alat bantu. Jika hanya satu orang pengangkut, maka korban
harus dipondong apabila korban ringan dan anak-anak, di
gendong apabila korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah
tulang, dipapahapabila korban tanpa luka di bahu atas, di
panggul ataudigendong atau bahkan juga bisa dilakukan
dengan merayapposisi miring. Dan apabila ada dua orang atau lebih pengangkut
korban, maka korban di pondong dengan posisi tangan lepas dan tangan
berpegangan, Model membawa balok, atau bahkan bisa mengangkut korban
dengan model membawa kereta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar