Minggu, 17 Mei 2015

Penanganan Cedera Olahraga

           Penanganan Cedera Olahraga
Menurut dr. Sapto Adji Hardjosworo SpOT (Sport Clinic, Bintaro International Hospital) Cedera pada saat melakukan olah raga memang kerap terjadi ketika seseorang tidak melakukan tahapan olah raga yang benar. Sering terjadi pula karena melakukan olah raga yang memang mengandung resiko, seperti bela diri, panjat tebing, dan lain-lain. Paling sering terjadi juga lantaran tidak menggunakan peralatan keamanan yang lengkap atau setting peralatan olah raga yang tidak benar. Metode pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah metode RICE. Pertama, rest, lutut diistirahatkan dengan tidak digunakan untuk berjalan dahulu sampai bengkak hilang. Kedua, ice. Lakukan kompres dengan es atau air dingin untuk mengurangi bengkak dan nyeri. Berikutnya, compression. Lakukan balutan dengan compression bandage (elastic verband) untuk mengurangi bengkak. Terakhir, elevation, yaitu berbaring dengan tungkai ditinggikan untuk mengurangi bengkak Cedera olah raga yang kerapkali terjadi adalah pada anterior cruciate ligament (ACL). Ini adalah jaringan pada sendi lutut yang menghubungkan tulang tibia (tungkai bawah) dengan tulang femur (paha). Mencegah terjadinya pergeseran tulang tibia sewaktu kita beraktivitas. Ligamen ini sangat kuat dan terletak pada bagian tengah sendi lutut dan menyilang di bagian depan. Fungsinya untuk menstabilkan sendi lutut pada gerakan translasi (gerakan depan dan belakang) dan rotasi (gerakan berputar). Anterior cruciate ligament (ACL) sering mengalami cedera pada olahraga lari, lompat dengan gerakan berputar (pivot) dan berbelok yang tiba-tiba pada lutut, seperti sepakbola, voli, atau basket. Anterior cruciate ligament (ACL) juga dapat mengalami cedera pada waktu jatuh dengan tungkai bawah (tibia) terdorong ke belakang terhadap tulang paha (femur), seperti pada waktu jatuh akibat tackle pada sepak bola dan kecelakaan lalu lintas. Sebab lain adalah lompatan dengan lutut lurus yang berlebihan (hiperekstensi). Derajat kerusakan ACL ini tergantung posisi lutut, arah dan besar kekuatan benturan pada lutut waktu cedera. Cedera pada ACL sering terjadi pada usia antara 15-25, terutama yang aktif berolah raga dan lebih sering terjadi pada wanita dibanding pria.

Operasi Rekonstruksi

Gejala awal adalah nyeri langsung saat cedera disertai suara dari lutut akibat putusnya ligamen dan timbul bengkak yang terjadi beberapa waktu setelah cedera. Setelah nyeri dan bengkak berkurang, lutut terasa tidak stabil dan terasa seakan-akan lutut lepas. Pasien merasa berjalan melayang, seperti menggunakan sepatu roda karena perasaan tidak stabil pada lutut. Tujuan pengobatan awal adalah untuk mengurangi nyeri dan bengkak yang terjadi. Selanjutnya, kembali menguatkan gerakan lutut dan kekuatan otot lutut. Walaupun tindakan operasi nantinya akan dilakukan, pengobatan awal ini sangat penting untuk mengurangi komplikasi yang mungkin timbul setelah operasi. Kerusakan ACL hanya dapat diperbaiki dengan menggantinya, yaitu menggunakan tendon yang berasal dari bagian lain tubuh. Akan dilakukan rekonstruksi dengan operasi terbuka atau dengan minimal invasif. Operasi minimal invasif lebih baik dari operasi terbuka karena tidak perlu waktu lama, mengurangi resiko infeksi, waktu penyembuhan cepat, dan hasilnya maksimal. Proses pemulihan minimal invasif dari cedera otot, memakan waktu hanya 3-6 bulan. Jika dilakukan dengan operasi terbuka, bisa lebih dari 6 bulan. Dari perspektif fungsional, banyak atlet yang pernah cedera ACL dan telah dilakukan operasi rekonstruksi serta rehabilitasi, telah mampu beraktivitas normal seperti biasa. Atlet amatir sekalipun dapat kembali melakukan olah raga seperti sedia kala. Namun, untuk menghindari terjadinya cedera ketika berolah raga, sebaiknya pilihlah olah raga yang sesuai dengan kondisi tubuh, baik dari sisi umur atau penyakit yang diderita. Lantas, persiapkan diri dengan peralatan olah raga yang benar dan lengkap serta lakukanlah fase-fase aktivitas olah raga dengan benar, mulai dari pemanasan, olah raga inti, sampai cooling down.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar